Komedi Polisi

Jikalau ada lomba lawak antar negara di dunia, Negara Komedi Republik Ini (NKRI) tentulah pemenangnya. Betapa tidak, sehari-hari negeri ini dijalankan dengan banyolan. Pasal lucu atau tidak itu persepsi orang.

Kasus terakhir berhubungan dengan rangkaian penyelidikan kasus pembunuhan yang (diduga) dilakukan Ryan. Berawal dari pengakuan Ryan bahwa kerangka korban yang belum teridentifikasi adalah Asrori. Ini menjadi reaksi berantai karena sebelumnya polisi telah menyeret tiga tersangka pembunuh Asrori ke pengadilan. Dua diantaranya telah dipidana.

Lalu polisi menyatakan bahwa berdasar hasil tes DNA memang kerangka tersebut adalah kerangka Asrori. Polisi menyatakan kemungkinan mereka telah salah tangkap. Kasus pun menjadi besar oleh media massa.

Belakangan polisi menyatakan bahwa Asrori yang dibunuh Ryan adalah Asrori alias Luki, sedang yang ditemukan di kebun tebu adalah Asrori alias Aldo. Jadi polisi tidak salah tangkap. Masyarakat pun kemudian menghidangkan buah simalakama ke meja polisi. Polisi salah tangkap atau polisi salah identifikasi?

Pada pernyataan sebelumnya polisi menyatakan bahwa setelah melalui tes DNA yang dibandingkan dengan keluarga Asrori (alias Aldo), benar bahwa itu adalah kerangka Asrori. Namun belakangan dinyatakan sebagai Asrori alias Luki. Lalu tes DNA macam apa yang dilakukan polisi? Jangan-jangan hanya kata-kata sakti untuk memaksa tersangka dan membuat masyarakat meyakini. Jangan-jangan metode penyelidikan polisi masih bersandar pada pengakuan tersangka. Yang jika tidak mengaku akan dibuat mengaku.

Seingat saya waktu pemboman pertama di Bali, tes DNA dilakukan di luar negeri. Demikian pula dengan korban tsunami di Thailand, tes DNA tidak dilakukan di Thailand atau negara-negara Asia terdekat karena belum mampu. Identifikasipun masih mengandalkan ciri-ciri fisik dan catatan gigi yang lebih cepat daripada tes DNA. Seingat saya perlu waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk melakukan tes DNA.

Saya sendiri punya pengalaman buruk dengan polisi. Sewaktu ibu saya meninggal dalam suatu kecelakaan lalu-lintas, polisi bersedia memberikan surat keterangan kematian setelah meminta 1,5 juta rupiah yaitu 10% dari santunan Jasa Raharja. Makelar minta komisi 10% dari jual-beli tanah masih masuk akal, tapi dari korban kecelakaan? Ah, kan cuma 10%, Anda masih dapat banyak. Matamu!! Saya kehilangan ibu! Entah berapa yang didapat dari penabraknya, yang kemudian melenggang tanpa proses tuntutan.

Soal menyundut rokok dan melindas kelingking dengan kaki meja saat interogasi, bukan cuma monopoli Secret Service atau Gestapo Nazi, tapi kabar juga sering terdengar dari kantor polisi. Lagi-lagi terbukti, tiada tuhan selain uang.

10 tanggapan untuk “Komedi Polisi”

  1. Itulah sebabnya kami (the sun and the moon) pengen banget pergi jauh dari Negara Komedi Republik Ini (NKRI). Sudah muak dengan hal-hal yang begini. sudah tidak ada lagi perikemanusiaan disini yang ada hanya peri keuangan 😦 tidak ada lagi kemakmuran untuk rakyat , hanya yang punya uang yang pantas hidup di negeri ini.

  2. bud…klo ngomongin polisi, pasti bawaannya pgn muntah, asli…gak lagi lebai Y(_ _) pengalaman pribadi, yang namanya berkas perkara ternyata bisa dipesan dengan harga tertentu *money talk* jadi klo km mo njeblosin org ke penjara…it’s a piece of cake…tinggal pilih mo make tuduhan apa, bayar sekian, semua beres! barang bukti? apa seh yang gak bisa dibuat demi uang??!! *sigh*

  3. jadi pingin tahu ujian saringan masuk polri seperti apa.. gimana nih, semboyan melayani dan mengayomi itu kok nggak sesuai..

  4. @nirwasita:
    Jangan pergilah… Sekarang kita harus memikirkan bagaimana cara menguasai negeri ini 😀

    @kriwil:
    Terima kasih….

    @tika:
    Loh kok situ ikutan emosi? Sabar dong, kan puasa 🙂

    @mpokb:
    Yang jelas pake duit jutaan Mpok. Makanya musti secepatnya dibalikin 🙂

  5. sudahlah Bud, tugas untuk menguasai negeri ini kami serahkan kepadamu saja deh 😀
    biarlah kami berusaha untuk menguasai negeri orang saja 😀

  6. Polisi emang nyebelin bud… dari mulai bikin SIM ampe ke hal-hal yang berat di negara ini. Kayaknya wes gak ada nurani dihati mereka….
    Yah semoga masih ada polisi yang punya nurani ya…

    met puasa ya bud….

Tinggalkan komentar