Work Hard, Play Hard

Mudah-mudahan judul tersebut bukanlah suatu trademark, karena sama dengan nama acara di sebuah stasiun televisi lokal. Tetapi kata-kata itulah yang muncul di benak saya ketika di hari-hari ini volume pekerjaan sangat menurun. Mending sekalian libur saja menurutku. Apalagi katanya kerjaan baru ada lagi setelah turun anggaran sekitar bulan Maret.

Saya mempunyai seorang teman bule Amerika, yang baru 6 bulan ‘kerja’ di sini sudah berkunjung ke Bunaken, Bali dan Borobudur. Saya tekankan kata ‘kerja’ karena memang dia tidak dalam keadaan sedang jadi turis. Di umurnya yang baru 23-24 tahun(kira-kira sih, belum berani tanya), dia juga pernah hidup sebentar di India. Inilah yang saya maksudkan ‘Work Hard, Play Hard’. Saat bekerja dia ‘all out’, tapi saat bermain juga ‘all out’. Makanya dia sering sebel saat janjian sama orang kita yang sering molor, karena jadwalnya ketat. Demikian pula saat ‘main’, tidak boleh terganggu apapun apalagi kerjaan. Jadi ingat presiden Amerika pun punya jadwal libur dari kerjaan kepresidenannya. Padahal kalo dipikir tu presiden kan pasti sibuk banget bikin konspirasi di seluruh dunia 🙂

Kalo kita lain lagi, sukanya setengah-setengah. Kerja sambil main, tapi saat main direcoki kerjaan. Seperti saya, ngapain teriak-teriak pengin liburan, wong ‘everyday is holiday’. Bedanya kerja ma main tidak kelihatan. Tapi ya itu, main juga ga bisa main betulan, hasil ‘kerja‘ tidak mampu untuk ‘main’. 😛

“Ah itu elo kali!! Gue sibuk bukan kepayang tiap hari, dan itu yang suka ajib-ajib di diskotik juga banyak.” Nah itu dia masalahnya, kebanyakan yang ‘Work Hard’, ga sempat atau ga bisa main. Bahkan ada orang yang seumur hidup kerja melulu tanpa menikmati hasil. Lalu yang ‘Play Hard’ kebanyakan ga kerja, yang kerja bapaknya, dia cuma beruntung. Bahkan ada kecenderungan pengin ‘Play Hard’ tanpa ‘Work Hard’. Padahal seharusnya ya ‘Work Hard’ dulu supaya bisa ‘Play Hard’.

3 tanggapan untuk “Work Hard, Play Hard”

  1. Lah kalau aku summer break malah buat bekerja. Aku pikir sih bagaimana kita pinter-pinternya mensiasati keadaan saja, bisa khan kita justru “bermain saat bekerja” he he. Tetapi pada dasarnya aku setuju dengan tulisan diatas

  2. kalo kita berpedoman pd org jepang, itu baru baru menerapkan “work hard, play hard”. tapi kita khan membudayakan work it’s play, supaya dalam bekerja kita bisa lebih enjoy dan menikmati pekerjaan kita so ga stress gt loh… 😀
    ga perlu niru2 budaya negara lain yg penting kerjaan beres…
    be u’r self n expert guys… 🙂

Tinggalkan komentar